Masa Kecil Dodil Yang Indah
Anak kedua yang juga jagoan memiliki panggilan kesayangan dodil. Dan hanyalah ibu yang memanggilnya dengan sebutan itu. Dodil pun tahunya panggilan itu seperti memanggil ayah dan ibu. Jadi saat ibu memanggil namanya, dodil pun akan memanggil ibu dengan namanya juga dan wajah yang cemberut.
Sebenarnya panggilannya itu dede, untuk membiasakan mamasnya untuk memanggil dede. Tapi karena hampir setiap jam keduanya selalu ribut dan tidak mau saling mengalah, ibu pun memanggil dengan nada tinggi ke dede dengan panggilan dodil. Panggilan itu akan terdengar saat dodil pura-pura tidak mendengar.
Sejak mamasnya berangkat ke pondok, suasana rumah tiba-tiba berubah menjadi sepi. Tidak ada suara tangisan dodil yang suka diusilin sama mamasnya. Rasa kehilangan mamasnya, dodil ungkapkan saat bermain sendirian di rumah. Sepi tanpa mamas, padahal kalau bersama tidak ada dalam hitungan jam sudah pasti terdengar tangisannya dodil.
Kesendiriannya di rumah, membuat dodil semakin kreatif, tidak manja dan juga mandiri. Setiap sore hari, dodil akan bermain bersama teman sebayanya. Dari bermain layang-layang, petak umpet, balgim, panggalan, dan gowes ramai-ramai.
Menjelang magrib, dodil baru pulang ke rumah untuk mandi dan persiapan ngaji di mushola. Setelah mengaji, dodil pun akan lanjut main bersama teman-temannya. Jam setengah sembilan, dodil baru pulang ke rumah dengan baju yang basah terkena keringat.
Kehidupan di desa, semua anak-anak menikmati masa kecilnya dengan bermain. Dengan tidak melupakan belajar meskipun hanya sekedar mengerjakan PR. Sengaja tidak dipaksakan untuk mengikuti kegiatan layaknya anak-anak di kota. Membiarkan dodil menikmati masa kecilnya dengan aneka macam permainan ala pedesaan. Masa kecil yang penuh cerita, dan akan menjadi indah saat dikenang begitu dodil telah dewasa.
Bumiayu, 18 Agustus 2020
Komentar
Posting Komentar