Darah Serasa Mengalir

Oleh : Milati Masruroh

Tipe orang tidak mungkin sama. Ada yang suka santai, ada yang suka mencari kesibukan, ada yang suka tantangan, ada juga yang cuek-cuek saja. Tipe yang cuek ini, biasanya seneng ngomong hidup itu cuma sekali, jangan dibuat pusing, dinikmatilah. Beda lagi dengan orang yang suka mencari kesibukan, hidup ini memang cuma sekali, tapi kalau cuma santai dan otak tidak diajak bekerja bakalan pikun di usia muda. Terserah orang mau bicara apalah. Kalau penting dan baik ya diikuti, kalau tidak penting ya tidak perlu didengarkan.

Prinsip hidup orang tidak bisa ditebak. Sawang sinawang kalau masalah rejeki. Bagaimanapun lihat orang lain ya pasti akan lebih seneng, karena lihatnya yang seneng-seneng. Orang itu lebih suka dipuji daripada diejek atau dibully, makanya ada kecenderungan menunjukkan sesuatu yang lebih dibanding orang lain.

Mengikuti pelatihan, yang berawal dari WFH dan setiap hari cuma ketemu memasak, mencuci, menyetrika, dan seabreg pekerjaan rumah. Merasakan seminggu saja sudah jenuh dan bosan.  Ternyata kangen sama siswa juga. Mengikuti dua pelatihan, pelatihan menulis yang seminggu tiga kali ditambah pelatihan PTK seminggu sekali. Ada empat pertemuan menuntut ilmu, apalagi pelatihannya tidak berbayar alias gratis. Disyukuri sekali.

Pelatihan menulis, yang minimal 20 pertemuan akhirnya terlewati sudah dengan mengajukan satu buku solo yang berisi resume kuliah online. Tinggal menunggu hasilnya. Begitu juga pelatihan PTK, dengan 8 kali pertemuan akhirnya terlewati juga dengan hasil akhir sebuah proposal PTK. Rasanya lega, plong, seneng, bangga, dan darah serasa mengalir lagi.

Hampir dua bulan, setiap hari merasa dikejar-kejar waktu. Antara tugas pelatihan dan juga pekerjaan sekolah. Seringkali merasa keteteran, namun tetap berusaha dikerjakan. Tidak mempedulikan badan ini lelah, karena mata pun tidak mau terpejam saat ada pekerjaan yang belum selesai. Selalu berkeyakinan, selagi ada usaha pasti ada hasilnya.

Bumiayu, 30 Juli 2020