Janji Hati Penulis Pemula

Oleh : Milati Masruroh

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Selagi ada usaha pasti akan mendapatkan hasil. Kalau gagal bukan berarti bodoh, tapi keberhasilan yang tertunda. Menjadikan sebuah pengalaman supaya tidak gagal lagi untuk yang kesekian kalinya.

Setiap orang punya angan-angan. Dan angan-angan yang ada di benak manusia itu atas dorongan keinginan dalam hati. Saat seseorang berangan-angan dan terucap dalam hati yang paling dalam, menjadikannya sebuah doa yang didengar langsung oleh Allah SWT.

Saat masih kuliah, pernah nggrentes dalam hati. Seandainya lulus, ingin sekali rasanya ngajar di STM yang semua siswanya laki-laki. Tantangan yang bikin penasaran saat harus menghadapi siswa yang semuanya laki-laki. Ternyata Allah kabulkan, diberi kesempatan mengajar di SMK dan mengajar di jurusan TKR. Meskipun jurusan ini sekarang ada siswinya juga. Itu hanya salah satu contoh saja. Masih banyak contoh yang lain. Dan semua bisa merasakan apakah itu fakta atau hanya sekedar sebuah tulisan.

Menjadi seorang penulis, hanya terbesit di pikiran. Tidak pernah membayangkan bisa bergabung dengan teman-teman penulis hebat dengan gelar-gelar yang menciutkan nyali untuk maju. Bahkan untuk mengenal yang namanya bapak Much. Khoiri yang lebih dikenal dengan panggilan Mr. Emcho tidak pernah ada dalam benak pikiran. Mengenal beliau, seorang dosen Universitas Negeri Surabaya yang sudah menghasilkan puluhan karya buku. Dan tidak semua orang bisa mengenalnya dengan mudah.

Selalu disyukuri atas kesempatan yang diberikan untuk belajar dengan bimbingan langsung dari beliau. Motivasi yang luar biasa meski hanya dengan komentar yang singkat. Komentar yang menumbuhkan semangat untuk selalu belajar dan terus belajar. 

Pertanyaan yang mungkin sulit untuk dijawab kenapa anda sampai mengenal beliau? Ke kota Surabaya  saja belum pernah. Kalau melewati mungkin sudah saat ke Pulau Bali dan itu pun tertidur pulas. Lagi pula, kalau toh dijelaskan panjang kali lebar kali tinggi juga banyak yang tidak percaya. Semudah itu mengenal seorang dosen yang juga penulis hebat. Itu hanya membayangkan kalau suatu saat sudah menjadi penulis hebat. Aamiin...

Mengenal bloger indonesia yang juga menjadi bagian dari pengurus besar PGRI, organisasi guru terbesar di Indonesia. Om Jay, panggilan khas bapak Wijaya Kusumah. Sangat mustahil sekali bisa mengenal beliau kalau bukan penulis hebat atau bloger hebat atau pengurus PGRI minimal punya jabatan di tingkat propinsi. Yang sudah keliling Indonesia sampai ke luar negeri berkat karya-karya beliau yang luar biasa. Meskipun super duper sibuknya, beliau tidak pernah lelah untuk memotivasi penulis pemula. Hebatnya beliau, selalu menyempatkan menulis meski di penghujung malam.

Kalau lihat dari foto profil, beliau ini orang yang sederhana. Beliau ini namanya bapak Ngainun Naim. Meskipun awalnya tidak mengenal beliau sama seperti ke om jay, ada kekaguman sendiri dengan tulisan-tulisan beliau. Tulisan yang berbobot. Ternyata tidak salah menilai, kalau beliau ini orang hebat. Seorang dosen IAIN Tulungagung. Wow keren... banyak sekali karya-karya beliau seperti pak Emcho. Di tengah kesibukannya masih sempat berbagi ilmu terutama untuk penulis pemula.

Pikiran ini sempat terhenti untuk berpikir. Ya Allah... ini cobaan atau jalan Mu mendekatkan dengan orang-orang yang hebat. Kok rasanya campur aduk. Bingung tapi juga bahagia.

Begitu kerdilnya pikiran selama ini, merasa hebat dan pintar di antara ribuan siswa yang sudah pernah diajar. Ternyata, sekarang ini berada di titik terendah untuk sadar diri kalau ada yang lebih hebat dan lebih pintar. Tidak mungkin menebar garam di lautan. Yang ada justru akan mengambil dan memanfaatkan garam itu dari lautan.

Menjadi penulis hebat butuh proses yang sangat panjang. Butuh komitmen untuk selalu melatih dan mengasah. Tidak ada yang tidak mungkin. Karena yakin Allah SWT akan memberikan jalan dengan menuntunnya agar lebih mudah menjalaninya menuju titik puncak tertinggi.

Allah SWT selalu punya cara untuk setiap hambanya yang berusaha. Cara yang indah dan cara yang di luar nalar manusia.

Bumiayu, 09 Mei 2020